Semoga suatu saat kau, perempuan pilihan-Nya, membaca ini.
Perempuanku, jika kau memilihku sebagai pemimpin selanjutnya selepas ayah/bapakmu, kuharap kau sadar akan semua ini. Aku lelaki yang bukan seperti lelaki yang sering kau lihat. Perawakanku tak gagah, malah terlihat letoy tanpa wibawa. Tampangku begini saja, ala kadarnya. Ibadahku sering terlewat, kalau masalah kecil datang. Sikapku, kata orang, diam tanpa bicara, dingin tanpa canda tawa. Dosaku tentu banyak, tak sebanding denganmu. "Menyedihkan," kata Sheila On 7.
Perempuanku, jika kau masih saja yakin dengan pilihanmu, maka artinya aku juga yakin. Sebab, jarang perempuan yang bisa setegas dirimu. Tegas mengucap rasa, ikhlas tanpa harus dipaksa. Setuju, tanpa harus lebih dulu ditanya. Memberikan ribuan bentuk senyum, tanpa memalingkan muka.
Perempuanku, jika kau membaca ini sebelum aku mengenalmu, maka teruslah untuk diam saja. Rahasiakanlah, hingga aku bisa utuh tahu. Jika kau sudah terlalu lama menunggu, maka itu terserahmu. Apakah mau menyatakan atau sekalian saja melupakan.
Jika ternyata kita telah lama mengenal, maka berilah aku pertanda. Pertanda bahwa kau adalah mimpi yang selama ini kudamba.
Perempuanku, jika hari ini adalah hari paling bersejarah untuk kita berdua, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih atas rasa cinta, ikhlas, dan siap melangkah pada kisah selanjutnya. Semoga, kita bahagia sampai di surga berdua.
Tags:
Setapak