Mungkin sajak-sajak model lama terlalu sayu dicerna
Hina dipandang sebagai kata-kata
Diperas algoritma narasi saja
Mungkin lama-lama sajak sudah sebatas kaum asmara
Bukan lagi soal kritik berbangsa
Seperti mereka yang dulu berdiri dengan syairnya
Mungkin,
Memang hanya menunggu bosan atau diludahi kalimat lain
Biar si bangsat itu tak melulu bersemedi di pendengaran
Dukung Via SAWERIA
Jika artikelnya dirasa bermanfaat, kamu bisa traktir saya dengan mengeklik lambang hati di sebelah kiri. Semaunya saja, gak maksa. Semua traktiran, akan digunakan untuk kemajuan blogwww.nandarir.com. Terima kasih.