h2amzOiq2Tn9rmGhajOa165fMKwBqbFxQjYwl3bC
Bookmark

Cerpen Horor 'Buram' | Kumpulan Cerpen Laung #2

cerpen horor


Cerpen Horor 'Buram'

Dari: Nandar IR

"Pak, Bu, Bangkit pergi ngampus dulu ya. Dah..."


Sialan, dua bulan lebih seminggu mereka mendiamkanku. Padahal aku mencoba untuk sopan santun, hormat pada orang tua, mencontoh kakak perempuanku. Dan kau tahu, dia juga mendiamkanku. "Hmh, sikap sopan katanya." Nyinyirku.

Selama dua bulan ini sebenarnya aku tak pernah masuk kampus. Kupikir buat apa, toh nanti aku juga bisa makan gratis. Kalau sudah waktunya. Lebih baik aku pergi ke markas rahasiaku, bersama Tarma sahabatku dan dua pacarku. Ya, kau tidak salah dengar, dua. Gilanya lagi, mereka selalu akur. Aku memang karismatik. Gampang menaklukan wanita, tinggal pilih, langsung tembak. Selesai.

Markas rahasiaku agak jauh dari permukiman, apalagi dari kampusku. Jauh sekali. Tempatnya cukup terpencil. Tapi karena itulah aku menyukainya.

"Guys, gimana kabar kalian? Sehatkan? Sorry gua telat. Biasalah, ngurus yang lain. Sembunyi dari amukan warga. Haha." Kusapa mereka dengan sikap khas selengeanku. Aku mengakui sendiri.

Kuambil sebatang r*k*k dari saku celanaku. Pagi hari memang waktu yang pas buat menghisap nikotin. Apalagi, r*k*k ini gratis, diberi pamanku kemarin. Pamanku memang baik, bahkan terlalu baik.

"Oh iya Tar, gimana sama urusan lu sama pacar gua? Lu masih gak mau ngaku?" Aku menghampiri Tarma yang duduk di sudut ruangan. "Sebetulnya, gua gak marah kalau kalian selingkuh, asal gak ketahuan. Begonya, kalian ketahuan."

Kuhisap kuat sebatang r*k*k di mulutku. Kusundut dahi sahabatku itu, "Sialan, lu masih gak mau bicara ya?"

Aku mencoba menenangkan amarahku, "Oke, kalau lu gak mau ngaku, fine. Asal dengan satu syarat, lu gak boleh selingkuhin pacar kedua gua ini, ngerti!" Gertakku sambil merangkul Nada, ia pacar keduaku. Aku tidak akan melihatnya bersama orang lain, seperti kejadian dua bulan yang lalu.

"Nada, aku benar-benar mencintaimu. Sampai kapanpun."

Cukup untuk hari ini,  kutinggalkan para bangsat ini. Aku ingin kembali mengajak ngobrol keluargaku, untuk yang terakhir kali. Kabarnya, polisi sudah mampu mememcahkan perkara receh ini.
Posting Komentar

Posting Komentar

Hai! senang bisa mendapat komentar darimu. 😊
Sok, kasih kritik maupun saranmu buat blog ini. Jangan nanggung, hajar aja!