h2amzOiq2Tn9rmGhajOa165fMKwBqbFxQjYwl3bC
Bookmark

Film Flora and Ulysses, Kisah Gadis Kecil dan Tupai Berkekuatan Super


Sebagai aplikasi layanan streaming film, Disney+ Hotstar sepertinya sudah mulai gencar memberikan beberapa film lama maupun baru yang berkualitas ala Disney. Salah satunya film Flora and Ulysses yang baru rilis pertengahan bulan kemarin. Film keluarga yang bercerita tentang seorang gadis kecil beserta tupai berkekuatan super peliharaannya, bernama Ulysses. Mereka berpetualang bak superhero dalam dunia nyata. Mau tahu keseruan dan riviu-nya? Mari kita masuk!

Abstrak

Flora merupakan seorang gadis cantik nan manis yang memiliki sifat skeptis terhadap pahlawan super. Berbeda dari anak-anak seusianya yang memiliki harapan besar pada superhero idola, gadis kecil ini tidak mau tertipu oleh kekuatan super di komik yang ia baca. Hal itu didasari oleh kenyataan bahwa sang ayah, gagal menerbitkan komik superheronya yang diberi nama, Incandesto. Ditambah sang ibu yang kadang terlalu mempermasalahkan keinginan sang anak beserta imajinasinya. Flora lahir sebagai anak gadis yang tidak terlalu berharap, namun banyak mengamati.

Sampai suatu hari ia melihat tetangganya kesulitan akibat mesin vacuum cleaner bermerk Ulysses. Mesin tersebut tidak bisa dikendalikan, sehingga Flora berusaha membantu tetangganya itu. Tanpa diduga si mesin nakal menambrak pohon yang kemudian menjatuhkan seekor tupai. Tak sampai di situ saja, Ulysses kembali berulah dan mendeteksi tupai nahas itu sebagai sampah. Alhasil, si tupai disedot hingga membuatnya pingsan. Flora berusaha menyadarkan kembali tupai itu dengan memperagakan pertolongan pertama seperti pada manusia. Beberapa saat kemudian, si tupai sadar dan secara tidak langsung memberikan harapan pada Flora. Flora lalu memberikan nama Ulysses pada si tupai tersebut. Benar sekali, nama itu terinspirasi dari mesin vacuum cleaner tadi.

Tanpa Flora sadari sebelumnya, Ulysses ternyata memiliki kemampuan atau setidaknya tingkah laku yang mirip sekali dengan pahlawan super. Ia bisa jatuh dengan gaya, memiliki insting yang kadang sangat kuat, dan sesekali melakukan superhero landing. Sampai akhirnya Flora sadar akan kemampuan hewan peliharaannya tersebut dan mulai percaya dengan imajinasi yang dimilikinya lagi. Flora bahkan beranggapan bahwa kekuatan super Ulysses muncul akibat kejadian tersedot tadi.

Sebagai pahlawan super, Flora sadar bahwa Ulysses pasti akan memiliki villain yang bisa saja membahayakan tupai itu. Dalam petualangan mereka, Miller sang petugas pengendalian hewan adalah villain utamanya. Ia dibantu William Spiver si buta histeris, ayah, juga sang ibu, berpetualang membasmi marabahaya yang dihadapi Ulysses si tupai super.

Bisakah Flora dan Ulysses menghadapi masalah yang dihadapi masing-masing? Mampukah Flora dan Ulysses membasmi kejahatan di sekitar?

Plus (+)

Flora dan Ulysses memang memiliki cerita yang amat sederhana, dengan bumbu imajinasi ala anak kecil. Melalui anak gadis sebagai sudut pandang utama, film ini memanglah ditujukan untuk anak-anak dan keluarga. Dari beberapa adegan yang diamati, banyak poin plus yang bisa ditemukan dan cukup ramah ditonton oleh anak-anak juga. Berikut adalah beberapa poin plus yang bisa saya paparkan dalam film ini.

● Akting yang memukau dari para aktor

Sebagai Flora, Matilda Lawler berhasil menghidupkan keseluruhan jalan cerita dengan sangat alami. Berbagai adegan yang sangat sulit jika dibebankan pada aktor cilik milik sinteron televisi Indonesia, dilahap habis tanpa ada satupun adegan yang mengganggu. Flora bisa sangat beradaptasi dengan lingkungan, aktor lain, bahkan tupai yang kemungkinan besar adalah CGI.

Benjamin Evan Ainsworth sebagai William Spiver yang sok tahu, juga tak kalah memukau. Setiap adegan konyolnya berhasil membuat gelak tawa tanpa keraguan. Karakter sok tahunya memberikan poin plus yang cukup berpengaruh pada keberhasilan film yang rilis di Disney+ Hotstar ini.

Hei, jangan lupa dengan sang tupai super. Ulysses. Meski hanya sebagai karakter buatan teknologi saja, karakter ini berhasil mengemban tugasnya dengan sangat baik. Tupai yang menggemaskan, namun menyebalkan di satu sisi sebetulnya, bisa jadi perhatian utama di film ini selain si imut Flora. Terlebih adegan bak superhero macam superhero landing, terbang, bergelayutan seperti Spiderman, hingga meluncur cepat, membuat nilai tambah untuk karakter ini. Menghibur sekali.

Selain ketiga karakter tersebut, beberapa karakter lain juga tak bisa dilupakan terlalu cepat. Sang ayah sebagai side kick tambahan, lumayan membantu keberhasilan misi meski kadang terlalu ceroboh. Sang Villain, Miller, juga membuat cerita Flora and Ulysses ini bukan hanya cerita petualangan biasa saja. Kekesalan terhadap tupai yang dianggap merusak dan mengganggu reputasinya itu berhasil membuat Flora dan Ulysses cukup keteteran. Karakter sisanya, sama-sama dapat mengisi jalan cerita sesuai porsinya masing-masing.

● Komedi sederhana namun kena

Dengan menonton Flora and Ulysses, seharusnya bisa menghibur dan mengundang gelak tawa. Sekalipun komedinya sederhana dan renyah, namun masih tetap kena dan mengundang tawa tentunya. Misal pada adegan ayah Flora dan William Spiver yang menghadapi Miller dengan sikap cerobohnya. Alih-alih berusaha saling mengerti, jawaban dari keduanya justru melantur ke mana-mana sehingga hampir membuat Miller curiga. Atau pada beberapa adegan Ulysses yang berusaha seperti superhero, namun lebih banyak menghadapi kesialan. Dua adegan itu bisa mengocok perutmu, meski kamu sudah berusia dewasa. Kemungkinan.

Minus (-)

Terdapat beberapa aspek yang menurut saya kurang di film Flora and Ulysses ini. Meski memang terbilang sempurna untuk tontonan anak, namun tidak bagi sebagian penonton dewasa, sepertinya.

● Villain yang kurang digali

Memang, Miller cukup berhasil menyusahkan Flora, Ulysses dan kawan-kawan. Namun bukan berarti sesuai standar. Meski film ini ditujukan untuk semua umur, tapi seharusnya kemunculan Miller tak sesederhana itu. Berkaca pada karakter jahat di film Home Alone, Miller bisa jauh lebih menyulitkan dan menyebalkan seharusnya.

● Mr. Klaus, yang tiba-tiba jadi antihero

Sangat disayangkan, karakter kucing yang sebetulnya bisa memberikan banyak harapan, hanya muncul sebagai pendukung cerita saja. Mr. Klaus seharusnya bisa menjadi villain tambahan yang cukup ikonik di film ini, kalau sang sutradara memberikan porsi lebih terhadap si kucing. Yang mengejutkan dan mengecewakan, Mr. Klaus malah tiba-tiba jadi antihero yang beberapa kali muncul membantu Flora dan Ulysses. Padahal di credit title, Ulysses dan Mr. Klaus berhadap-hadapan bak sedang bertarung. Kenapa tidak ditampilkan di film? Mungkin karena durasi atau alasan lainnya. Sunggung disayangkan.

● Plot akhir yang biasa saja untuk penonton dewasa

Sebagai penonton dewasa, memang seharusnya tak banyak maunya. Selain karena bukan fokus utama, cerita Ulysses juga masih aman untuk dinikmati sebagai tontonan yang menghibur sebetulnya. Namun kalau boleh memberi sedikit poin minus, plot di babak akhir cerita memang kurang bagi saya. Mudah dilupakan, terlalu biasa saja, dan ya... cuma itu saja. Alih-alih memberikan plot twist ala Marvel, Flora and Ulysses hanya memberikan adegan perpisahan antara mereka berdua dan tamat. Ada sih, sedikit twist, namun hanya bisa membuat kagum penonton cilik saja.

● Beberapa plot hole yang cukup mengganggu

Tidak ada satupun film atau karya yang sempurna, begitupun juga dengan film Flora and Ulysses. Terdapat beberapa plot hole kecil yang cukup mengganggu saat ditonton. Salah satunya adalah adegan di toko donat. Jika film ini mengusung tema superhero di dunia "realita", maka artinya segala hal yang dilakukan para tokoh harus memiliki konsekuensi yang masuk akal juga. Pada adegan Ulysses yang menghancurkan toko donat itu, terdapat kejanggalan yang agak mengganggu. Tidak ada kelanjutan cerita soal masalah yang seharusnya besar itu. Sang pemilik toko tidak pernah diceritakan merasa dirugikan dan menuntut pelaku. Malah sang pelayanlah yang justru sibuk dengan masalah tersebut. Namun sekali lagi, film ini memang fokus utamanya untuk anak-anak. Mereka tentu tidak terlalu peduli dengan adegan itu, bukan?

Simpulan

So, itulah riviu yang bisa saya buat untuk film Flora dan Ulysses ini. Sebagai film keluarga, film ini nyatanya berhasil dan bisa menghibur anak-anak bahkan orang dewasa. Flora and Ulysses sangat direkomendasikan sebagai film ringan namun tetap masih bisa menghibur.

Buat yang penasaran dengan film Flora and Ulysses, kamu bisa menontonnya di Disney+ Hotstar dengan berlangganan. Murah kok, seriusan. Selain Flora and Ulysses, di sana kamu juga bisa mendapatkan ratusan tontonan berkualitas yang tentunya menghibur. Buruan unduh dan berlangganan di Disney+ Hotstar.
Posting Komentar

Posting Komentar

Hai! senang bisa mendapat komentar darimu. 😊
Sok, kasih kritik maupun saranmu buat blog ini. Jangan nanggung, hajar aja!