h2amzOiq2Tn9rmGhajOa165fMKwBqbFxQjYwl3bC
Bookmark

The Gifted: Graduation, Polemik Luar Dalam yang Suram | TV Series

the gifted graduation


Melanjutkan series pertama, kali ini saya akan me-riviu "The Gifted: Graduation". Berisi 13 episode, dan banyaknya karakter baru yang jadi kunci dari semua kebingungan cerita pada serial pertama, menjadikan series ini wajib kembali ditonton tentunya. Kamu, akan semakin dibuat bingung dan memutar otak, sebenarnya. Tapi demi sebuah kebenaran dan pemecahan teka-teki, kamu tentu tak bisa melewatkan serial ini begitu saja.

Bagaimana kesan saya menonton The Gifted: Graduation ini? Yuk, mari kita masuk!

Abstrak

Meski kehilangan salah satu anggotanya, Namtaan, karena ledakan saat sedang berlangsung rapat bersama kementrian, namun Pang dan kawan-kawan tetap tidak bisa tinggal diam membiarkan sistem kelas unggulan tetap berjalan. Walaupun mereka sudah berhasil menghapus kelas unggulan setelah tragedi ledakan itu, mereka yakin bahwa kepala sekolah pasti akan tetap mendirikan kembali hasrat gilanya itu.

Tharm "Time" Thamrongsawat, yang merupakan siswa baru di SMA Ridtha, berinisiatif mengembalikan kelas unggulan. Time mengira, kelas unggulan seharusnya menjadi wadah buatnya dan teman-teman angkatan yang tidak mendapat fasilitas khas unggulan, untuk mengembangkan bakat dalam dirinya. Sama hal dengan siswa baru pada umumnya, pada awalnya ia juga tidak mengetahui apa makna "unggulan" dalam sistem SMA Ridtha.

Berkat rasa penasaran Time pada tingkah laku para unggulan angkatan ke-15, lama-kelamaan ia mulai tahu fakta yang sesungguhnya. Meski begitu, Time masih saja merasa bahwa kelas unggulan harus tetap ada di SMA Ridtha. Bersama Grace dan Third, mereka mencoba menghalangi para unggulan angkatan 15 untuk menghapus kembali The Gifted.

Di sisi lain, kepala sekolah SMA Ridtha kedatangan seorang "mata-mata" kementrian yang bermaksud menyelidiki keadaan SMA Ridtha yang dianggap berbahaya bagi negara. Mereka sebetulnya sudah saling mengetahui masing-masing, namun karena beberapa kepentingan lain dan tidak memungkinkan untuk saling membunuh, maka mereka menggunakan taktik lain untuk saling menjatuhkan.

Beberapa bulan selepas ujian kelas unggulan angkatan 16 dilaksanakan, konflik internal maupun eksternal semakin pelik dan membuat emosi banyak orang. Mulai dari perselisihan halus antar para guru di SMA Ridtha, hingga perpecahan para unggulan angkatan 15. Semua memiliki ideologi sendiri-sendiri yang sejatinya sama-sama masuk akal untuk diikuti.

Sampai akhirnya semua polemik dan ketegangan itu satu persatu terungkap. Sisi gelap dari masing-masing karakter mulai terpancing. Tipu muslihat sang kepala sekolah pun mulai melemah. Maka, apakah Pang berhasil menjatuhkan kekuasaan Pak. Supot dan kementrian?

Plus (+)

Kerumitan cerita dalam series The Gifted: Graduation ini, membuat otak saya semakin memutar ke mana-mana. Jelas menurut saya itu sangat baik, sebab berbagai macam asumsi membuat saya dan penonton lainnya semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di sekolah unggulan itu. Alih-alih menurunkan tempo cerita, sutradara justru menaikkan kekompleksan dan ketegangan, bahkan sejak awal babak cerita. Penonton tak akan bisa lama-lama memejamkan mata.

Banyaknya karakter baru yang muncul, membuat segala teka-teki di series pertama dan di series ini mulai terpecahkan, juga menambah keluasan cerita. Bukan hanya itu saja, karakter-karakter baru ini juga membantu meringankan kebingungan karakter lain serta penonton serial Thailand ini. Time, Grace, serta Third, benar-benar bukan sekedar ikut nimbrung di layar kaca. Mereka, melalui keunggulan masing-masing berhasil melaksanakan tugas sebagai siswa unggulan angkatan baru. Terlebih Grace yang sejak awal sudah saya duga bisa jadi kunci utama akhir cerita.

Keputusan Pang di babak akhir, membuat cerita The Gifted: Graduation menjadi masuk akal, manusiawi, dan bisa diterima banyak orang. Alih-alih memihak satu kubu, Pang dengan keputusan bijaknya berhasil membuat banyak orang senang dan merasa adil. Meski memang ada saja yang menentang, namun mau bagaimana lagi, hanya itu jalan terbaik untuk konflik luar biasa itu.

Audiovisual dalam The Gifted: Graduation ini, menurut saya, jauh lebih baik dari series sebelumnya. Penambahan efek-efek seperti CGI tak mengganggu pandangan mata. Scoring musiknya juga tidak asal tempel layaknya sinetron Pintu Berkah. Takada yang dibuat berlebihan.

Minus (-)

Sedikit spoiler. Kekesalan saya dengan tidak adanya Namtaan, hampir membuat saya jengkel dan kurang begitu berminat melanjutkan menonton The Gifted: Graduation ini. Sebab, selain karakter ini adalah favorit saya, Namtaan mau tidak mau tetap diakui sebagai karakter yang wajib ada sejak awal cerita. Mau bagaimanapun alasan hilangnya gadis berkacamata ini, penonton yang sudah cinta dengan karakter Namtaan pasti dibuat kecewa. Untung saja, berkat konflik cerita yang padat, penonton bisa mulai terbiasa dengan absennya gadis manis ini. Lagipula, ia bakal memberi kejutan kok. Sekali lagi, maaf memberi spoiler.

Meski saya memuji kepadatan konflik dalam cerita series ini, namun elemen menuju klimaks satu dengan lainnya yang sering kali diulang, agak disayangkan buat saya. Sutradara seperti kehilangan ide lain untuk berpindah menuju konflik selanjutnya. Kebohongan-kebohongan yang dibuat beberapa karakter benar-benar mirip satu sama lain. Hal ini agaknya membuat beberapa plot hole terjadi di beberapa adegan. Namun sekali lagi, konfilk di dalamnya mampu memberi pengalaman baik, dan sedikit membantu menambal kekurangannya.

Skala Angka

  • Cerita: 10/10
  • Atmosfer: 9,5/10
  • Akting: 8,5/10
  • Audiovisual: 7,5/10
Lega rasanya bisa menonton The Gifted: Graduation dengan rasa puas yang didapat setelahnya. Meski otak terus menerus berputar di tiap episode, namun hal itu justru menjadi kepuasan tersendiri bagi saya. Maka, skala angka untuk The Gifted: Graduation ini adalah 8,9.

Sudah menonton The Gifted season 1? Yuk, lanjutkan menontonnya secara gratis di aplikasi Iflix. Kamu bisa klik link download aplikasinya di sini. Sampai jumpa di riviu series lainnya. Semoga harimu menyenangkan.

By the way, ini adalah tulisan terakhir saya di tahun perdana ruangenier.com. Saya rasa, blog ini sudah benar-benar memberikan kenyamanan yang tidak pernah saya rasakan di blog-blog zaman dulu. Tak dipungkiri juga, melalui join di komunitas 1minggu1cerita, kekonsistensian menulis bisa tumbuh dan lumayan memberi perkembangan. Semoga saja di tahun 2021, Ruang eNIeR tidak pernah gulung tikar sampai kapanpun. Semoga saja tulisan saya semakin banyak disukai pembaca setia maupun pembaca baru.

Terima kasih, selamat menuju tahun baru, semoga tahun depan hidup kita semakin membaik. 
4 komentar

4 komentar

Hai! senang bisa mendapat komentar darimu. 😊
Sok, kasih kritik maupun saranmu buat blog ini. Jangan nanggung, hajar aja!
  • Nandar IR
    Nandar IR
    01 Januari, 2021 16:07
    Iya, di awal episode emang lumayan rumit sih. Tapi pas pertengahan sampai akhir episode, kamu pasti bakal tambah pusing dan kesel. 😅
    Reply
  • Rere Anggraini
    Rere Anggraini
    01 Januari, 2021 14:47
    Wah kayanya memang cocok buat diterusin, btw aku baru nonton ini sampai episode 3 aja dan rumit banget apalagi dengan banyaknya tambahan karakter jadi bingung mau fokus ke mana dan gak yakin semua konflik dan konflik utama bisa selesai dalam bingkaian 13 episode.
    Reply
  • Rita
    Rita
    28 Desember, 2020 19:43
    Keren riviu nya.. btw menurut ku Series The Gifted memang keren banget untuk di tonton. Banyak pembelajarannya.
    Tapi ada satu titik saya ngaitin The Gifted ke Harry Potter, soalnya Kepala sekolah di The Gifted dan Dumbledor sama sama serba tau, bedanya yg satu kurang baik dan satunya baik.

    Oke ditunggu next reviunya..
    • Rita
      Nandar IR
      28 Desember, 2020 20:07
      Iya, kalau diliat secara singkat emang mirip cerita Harry Potter.

      Oke kak, terima kasih.
    Reply