h2amzOiq2Tn9rmGhajOa165fMKwBqbFxQjYwl3bC
Bookmark

Jatuh Cinta | Malam Minggu #1

Jatuh cinta itu jorok. Bisa muncul tanpa kehendak sendiri, tanpa aba-aba satu dua tiga. Sebab yang menentukan sejak awal, biasanya rasa.

Seorang anak baru masuk sekolah dasar, jatuh cinta pada teman satu kelasnya. Terkesima, padahal bedak di wajahnya masih berdebu.

Lelaki remaja rela meluangkan banyak waktu, demi bisa mengobrol selama mungkin bersama gadis idamannya. Menemani pulang, duduk bersampingan di bangku angkutan umum. Sesekali memandang teguh senyum manisnya. Setiap saat, tanpa absen.

Atau bisa saja seorang guru mengagumi siswanya sendiri. Menanti dengan sabar, berdoa di tengah malam, menunggu jarum jam berdetak di waktu yang tepat.

PUISI: Dari Jarak Terdekat

Jatuh cinta itu rumit. Serumit bertemu diksi yang indah untuk sebuah karya sastra. Bisa saat itu juga menemukan ratusan kalimat bermakna, atau malah tutup pena.

Ada yang saling merasakan jatuh cinta yang sama, tanpa perdebatan. Ada yang salah satunya saja, sehingga bertepuk sebelah tangan.

Jatuh cinta bisa penuh syarat dan pertanyaan. Biasanya, sebagai bentuk bukti keseriusan. Bisa saja sederhana, bisa pula rumit-serumitnya.

Jatuh cinta pada dasarnya menyenangkan. Sulit rasanya menemukan istilah buruk apa yang bisa memaknai sebaliknya. Setiap jaraknya dipenuhi cerita indah, tanpa jeda.

Mungkin, yang buruk dari jatuh cinta adalah manipulasinya. Seketika jadi makhluk paling sempurna, padahal luarnya sering menyiksa. Begitulah, untuk mendapatkan hati, kadang harus selalu menyisipkan hiperbola. Tapi bukankah hiperbola bisa memperindah diksi biasa, menjadi lebih berirama?

1 komentar

1 komentar

Hai! senang bisa mendapat komentar darimu. 😊
Sok, kasih kritik maupun saranmu buat blog ini. Jangan nanggung, hajar aja!
  • Nandar IR
    Nandar IR
    06 September, 2022 08:51
    Indah kan, jatuh cinta?
    Reply