Meskipun pada akhirnya TBM yang susah payah kami bangun harus tutup pada pertengahan tahun 2019 karena kesibukan masing-masing dan alasan lain, pengalaman tersebut sangat berkesan bagi saya pribadi. Melalui taman baca masyarakat, saya bisa tahu seasyik apa dunia anak-anak yang sudah terlewatkan masanya oleh saya.
Oke, curhatnya sampai saja.
Proses membangun taman baca lumayan membutuhkan waktu lama, pada waktu itu. Mulai dari pembuatan nama taman baca, mencari anggota, izin dari pemerintah setempat, ketersediaan buku, sosialisasi dengan masyarakat dan anak-anak, hingga mendaftarkan diri ke beberapa komunitas dan organisasi yang punya misi sama.
Berhubung saya masih punya beberapa ingatan soal itu, maka saya putuskan untuk berbagi dengan kamu atau bapak/ibu, yang berniat membuat taman baca masyarakat di lingkungannya.
Tapi sebelum itu, di sini saya hanya berbagi pengalaman dan sedikit tips saja ya. Perihal banyak yang kurang atau tidaknya, silakan koreksi atau boleh berkomentar di bawah.
1. Mencari Anggota
Dulu, berhubung di tempat saya belum begitu peka terhadap pentingnya literasi buku, agak sulit memang ketika ingin mencari anggota. Pada awalnya kami berniat mengurus TBM hanya berdua saja. Tapi berhubung waktu itu kami sedang sibuk-sibuknya, maka akan lebih baik menambah anggota. Lagipula, kami lawan jenis, jadi lebih baik menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.
Pada prosesnya, kami akhirnya mendapatkan relawan baru yang bersedia ikut. Mereka adalah anak-anak SMA dan SMK yang memiliki potensi, dan punya kemauan.
Jika nasibmu sama seperti saya, cobalah cari anggota yang punya keinginan sama dan bisa bertanggung jawab dengan tugasnya. Sebisa mungkin, setiap tahun, rekrutlah anak-anak muda potensial di sekitarmu. Supaya jika akan memutuskan pensiun, ada penerus yang bisa mempertahankan keberlangsungan TBM. Jangan seperti kami, lupa merekrut anggota baru.
2. Jadwalkan Meeting
Setelah proses perekrutan selesai, buatlah jadwal meeting dengan anggota taman baca. Dalam meeting tersebut, kamu bisa membahas soal penamaan dan visi misi TBM, jadwal buka, struktur organisasi, jadwal mengajar, kapan bertemu dengan para tokoh dan masyarakat, mencari donatur buku, dan sebagainya.
Buat dan catatlah serapi mungkin, agar kamu tidak kebingungan nanti. Bahkan kalau bisa, buat juga surat undangan sosialisasi kepada masyarakat.
3. Mendapat Izin dari Tokoh Masyarakat
Mendapat izin dari tokoh masyarakat sangat penting untuk legalitas taman baca. Kalaupun belum memiliki perizinan secara tertulis, setidaknya kamu sudah memiliki izin membuat TBM dari para tokoh di tempat tinggalmu. Surat izin tertulis bisa menyusul.
Perizinan ini juga sangat berguna nantinya, kalau misal terjadi apa-apa. Mungkin didemo menanyakan soal kegiatan apa, dijahili orang-orang yang tidak suka, dan sebagainya. Kalau sudah ada izin, kita akan lebih tenang menghadapinya.
Jangan sampai kamu tiba" membuat taman baca tanpa perizinan. Mengumpulkan anak-anak di satu tempat, dan menjadi bahan pembicaraan. Takutnya, kalau terjadi sesuatu, kamu tentu bakal kena batunya.
Izinlah ke RT, RW, Guru, dan tokoh penting lain di lingkunganmu. Minta juga saran jika memang perlu. Sambangilah dengan sopan dan santun.
4. Sosialisasi dengan Masyarakat dan Anak-anak
Setelah proses perizinan selesai, selanjutnya lakukanlah sosialisasi. Kenalkan apa itu rumah baca, maksud dan tujuan, mengapa anak-anak harus ikut, serta hal-hal penting lainnya. Buatlah semenarik mungkin, agar anak-anak tertarik dan mau mengunjungi taman baca.
5. Mencari Donasi Buku
Inilah sesuatu yang penting namun sangat sulit untuk taman baca masyarakat yang benar-benar baru merintis. Kamu harus mencari donasi buku untuk perpustakaan kecilmu.
Carilah buku-buku yang menarik untuk dibaca masyarakat dan anak. Kamu bisa mendapatkan buku dari teman kuliah, teman sekolah, atau melalui komunitas dan organisasi yang memang menyediakan buku untuk didonasikan.
6. Mendaftarkan TBM ke Beberapa Komunitas atau Organisasi Donatur Buku
Berhubung dunia literasi ini memang tidak terlalu banyak peminat, maka jangan heran kalau komunitas atau organisasi penyedia buku masih sedikit jumlahnya. Dulu, saya sering sekali mencarinya di internet. Hasilnya memang sedikit, dan lumayan sulit. Lalu ketika saya mencarinya lagi sekarang, jumlahnya tetap saja sedikit. Bahkan yang paling membuat saya sesak adalah, beberapa organisasi yang dulu pernah membantu taman baca kami, ternyata sudah terlihat tidak beroperasi lagi.
Namun, ada beberapa donatur yang masih aktif sampai sekarang, yang bisa saya rekomendasikan untuk kamu yang taman bacanya masih kekurangan buku. Kamu bisa mendapat informasinya di akun Instagram @1001buku dan @bukuuntuksemua.id. Silakan buatlah permohonan donasi buku sesuai ketentuan yang diberikan.
Sebenarnya masih ada @donasibuku.kemdikbud dan @pustakabergerak.id yang dulu masih giat mendonasikan buku. Namun sekarang, sepertinya sudah tidak aktif juga. Tapi coba saja daftarkan TBM kamu di Pustaka Bergerak. Siapa tahu masih bisa.
Selain itu, kamu bisa juga memohon bantuan donasi buku ke grup komunitas TBM di Facebook. Siapa tahu ada taman baca lain yang punya buku lebih yang bisa didonasikan.
Itu saja yang bisa saya berikan untuk kamu, yang benar-benar masih bingung dengan cara membuat taman baca masyarakat di lingkungan rumah. Kalau kurang mohon dimaafkan, dan boleh nanya juga di kolom komentar. Semoga bermanfaat, salam literasi.
Posting Komentar