Supaya membantu menambah penjiwaan saat membaca puisi untuk guru, saya juga akan memberikan makna yang terkandung di dalamnya. Gimana cara pembawaannya, dan cocok dalam keadaan apa puisi itu dibaca.
Tanpa banyak bicara lagi, yuk, simak kumpulan puisi tentang guru di bawah ini!
Doa untuk Guruku
Di atas kedua telapak tanganku
Tak pernah kulewatkan untukmu
Doa dan hamparan kasih atas jasamu
"Tuhan, angkat derajat pembimbing hidupku."
Di atas selembar sajadah
Aku bersimpuh menengadah
Meminta pengharapan segala amaliahnya
Jadi saksi akhirat menuju pintu surga
Di atas raga yang sempat mati tanpa emosi
Aku bersujud pada Tuhan Maha Pengasih
Berikan ia tempat paling indah di atas langit
Sang wibawa pembawa ilmu hidup, yang teramat sulit
Penjelasan makna puisi tentang guru di atas:
Puisi yang berjudul "Doa Untuk Guruku" ini bermakna tentang seorang anak didik atau siswa yang memanjatkan doa untuk gurunya. Saking ingin berbaktinya ia pada sang guru tercinta.Ia berdoa agar gurunya bisa diangkat derajatnya dalam hal apapun. Baik itu di dunia maupun akhirat kelak. Memanjatkan doa agar didikan yang diajarkannya akan jadi saksi menuju jalan surga nanti.
Puisi di atas mengajarkan kita untuk senantiasa berbakti kepada guru-guru di sekolah. Karena ialah sosok orang tua yang tak kalah pentingnya dalam perjalanan hidup, selain ayah dan ibu kita.
Bukti bakti tidak hanya bisa dilakukan secara langsung saja, seperti membawakannya segelas air minum, atau menolongnya ketika sedang susah. Memanjatkan doa pada Tuhan yang Maha Esa juga termasuk cara berbakti kepada guru kita.
Guru dan Wajah Lelahnya
Di depanku, seorang lelaki paruh baya sedang bicara
Perihal ilmu dalam buku, perihal penjelasannya
Seribu kata milyaran makna
Sudut di mulutnya sampai berbusa
Sesekali ia terduduk menatap dinding belakang kelas
Kedua tangannya bertopang dagu, menghela nafas
Aku yakin jauh dalam hatinya ia sedang menangis
Dalam lelahnya sesekali ia menatap kami
Dalam tatapan mata sang pahlawan abadi
Tersenyum, memanjat doa budi pekerti
"Ya Allah, wujudkanlah mimpi anak-anak kami."
Penjelasan makna puisi tentang guru di atas:
Puisi yang saya beri judul "Guru dan Wajah Lelahnya" ini bercerita tentang seorang siswa maupun siswi yang senantiasa melihat keadaan gurunya di depan kelas. Gurunya sesekali terlihat lelah, karena mungkin beban pikiran yang dihadapinya.Sang anak betul-betul memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan gurunya. Ia tahu gurunya sedang capek dengan kegiatan mengajarnya.
Puisi ini mengandung makna bahwa seorang siswa bisa begitu peduli pada gurunya, ketika ia sudah mengerti bagaimana sulitnya mendidik banyak sekali anak didik. Ia tahu bahwa seorang guru juga manusia, yang pasti punya titik lelah dan kesabaran yang terbatas.
Pintu Gerbang
Senin pukul tujuh
Pintu gerbang jadi saksi bisu
Sosok tua renta. Guruku.
Berjalan di bawah fajar menenteng buku-buku
Kemudian ia berhenti, duduk di atas kursi
Menyambut kami bersama senyum tanpa henti
Kami mengerti. Kami menghampiri.
Kutatap telapak tangan penuh kerut sampai ujung jari
Kucium sepenuh hati sebagai tanda bakti
Hari ini, pintu gerbang jadi saksi
Guruku akan segera pergi
Meninggalkan kisah-kisah penuh arti
Biarkan sisa hidupnya bersama anak cucu sendiri
Penjelasan makna puisi tentang guru di atas:
Puisi di atas sangat cocok untuk dibawakan saat perpisahan salah satu guru di sekolahmu. Apalagi jika kisahnya persis seperti keadaan pada puisi tentang guru di atas.Makna puisi yang berjudul "Pintu Gerbang" ini adalah tentang sosok guru yang sudah lanjut usia dan sudah akan pensiun dari kegiatan mengajarnya. Karena tidak selamanya ia bisa kuat mengajar dengan keadaan tubuhnya yang sudah tak lagi kuat seperti dulu. Ia pikir, sisa hidupnya jauh lebih baik dihabiskan bersama anak cucunya sendiri.
Itulah beberapa puisi pendek tentang guru yang bisa membantumu memberikan persembahan yang berarti dan tak terlupakan untuk guru. Kamu boleh menulisnya sebagai karya sendiri. Namun, jika merasa ingin menghargai saya sebagai penulis asli, cantumkan saja nama saya.
Semoga puisi guru singkat di atas mampu menggugah rasa menghargai jasa mereka di dalam hati kita. Jangan sampai perilaku melawan guru, kembali terulang seperti di banyak media berita. Seburuk-buruknya guru, ia tetaplah manusia biasa. Asalkan tidak melakukan sesuatu yang menyimpang saja.
Posting Komentar